Pangkalpinang ANTARA - Indonesia layak disebut negara "gudang pahlawan". Cukup banyak perjalanan sejarah yang melahirkan pahlawan, baik dalam mengusir penjajah mau pun ketika mempertahankan kemerdekaan. Fenomena serupa juga ditemukan di Kepulauan Bangka Belitung, sebuah provinsi baru yang dimekarkan dari Sumatera Selatan. Bangka Belitung memiliki hubungan erat dalam sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia, apalagi daerah kepulauan itu menjadi salah satu lokasi pengasingan para pendiri bangsa seperti Bung Karno, Bung Hatta, M Roem, dan pahlawan nasional lainnya. Di Bangka Belitung, ada sejumlah tokoh yang dinilai berperan besar dalam perjuangan bangsa. Di antaranya HAS Hanandjoeddin yang dijadikan nama bandara di Belitung, serta Depati Amir yang telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional dan dijadikan nama bandara di Bangka. Namun, ada satu lagi nama yang sangat dikenal bagi masyarakat Bangka Belitung yakni "Pahlawan 12". Ceritanya sangat melegenda, bahkan banyak diketahui kalangan generasi muda. Perjuangan "dramatis" Legenda mengenai Pahlawan 12 diwarnai dengan nuansa dramatis karena adanya ketepatan angka dalam proses perjuangan dan waktu tewasnya 12 pria pemberani dari Pulau Bangka tersebut. Sejarawan Bangka Belitung Akhmad Elvian menyatakan, 12 pasukan berani mati dari Tentara Rakyat Indonesia TRI Belinyu dan TRI Pangkalpinang itu tewas pukul WIB di kawasan Bukit Maandil KM 12 Kampung Petaling. "Tepat pada pukul 12 siang di KM 12, yang gugur juga 12 orang, makanya disebut 'Pahlawan 12'," ucapnya mengungkapkan. Peristiwa heroik yang dijalani 12 pahlawan asal Bangka itu terjadi pada 14 Februari 1946, ketika tentara sekutu yang diboncengi pemerintah Hindia Belanda Netherland Indies Civil Administration/NICA akan memasuki Pulau Bangka. Masyarakat Bangka telah mengetahui tentara sekutu yang disertai pasukan Belanda akan menguasai kembali wilayah Nusantara setelah kekalahan pasukan Jepang. Masyarakat Bangka mengetahui adanya civil affair agreement yakni persetujuan antara Inggris dan Belanda bahwa wilayah Hindia Belanda yang selama ini diduduki Jepang akan diserahkan kembali ke Belanda. Karena itu, masyarakat dan tentara nasional yang saat itu masih bernama TRI berupaya menghadang pasukan sekutu dan NICA yang akan memasuki Pulau Bangka. Pada 14 Februari 1946, pasukan TRI Belinyu dan TRI Pangkalpinang yang dibantu warga berusaha mencegat pasukan sekutu yang berlabuh di Muntok, Bangka Barat menuju Pangkalpinang. Pasukan sekutu dan NICA tersebut awalnya dicegat TRI Belinyu di kawasan Puding, Bangka Barat. Kemudian, datang pasukan TRI Pangkalpinang untuk membantu sehingga dilakukan pencegatan kembali di KM 16 Pangkalpinang. TRI Belinyu dan TRI Pangkalpiang mundur untuk melakukan pencegatan lanjutan di sekitar Bukit Maandil KM 12, Kampung Petaling. Di lokasi tersebut, terjadi pertempuran sengit antara TRI Belinyu dan TRI Pangkalpinang melawan pasukan sekutu dan NICA hingga menjelang siang hari. Dan sekitar pukul 12 siang, gugurlah 12 kesuma bangsa yang kini dikenal dengan Pahlawan 12. "Pertempuran itu juga terjadi pada 12 Rabiul Awal," ujar Akhmad Elvian menjelaskan. Setelah pertempuran selesai, masyarakat dan prajurit yang masih hidup memakamkan jenazah Pahlawan 12 itu dalam satu lubang di sekitar lokasi pertempuran untuk mencegat pasukan sekutu dan NICA tersebut. Untuk mengenang kepahlawanan kesuma bangsa dari Pulau Bangka tersebut, pemerintah membangun tugu di lokasi pertempuran. Dari tugu tersebut, dapat diketahui nama-nama Pahlawan 12 yang gugur dalam pertempuran yakni Jamak Asikin, A Madjid Gambang, Ali Samid, Sarimin Senen, Kamsem, dan Karto Saleh dari TRI Pangkalpinang. Sedangkan prajurit yang tewas dari TRI Belinyu adalah Adam A Cholik, Abdul Somad, Salim Adok, Sulaiman Saimin, Suwandi Bungkel, dan Apip Adi. Setelah sekian lama dimakamkan di KM 12, kerangka jenazah Pahlawan 12 tersebut dipindahkan untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan "Patma Satria" di Sungailiat, Bangka pada 8 November 1971. Menurut Akhmad Elvian, pemindahan jenazah Pahlawan 12 tersebut berawal dari rencana pemerintah untuk menjadikan Sungailiat sebagai Ibu Kota Kabupaten Bangka. Ketika itu, salah satu syarat penetapan ibu kota kabupaten harus disertai dengan keberadaan taman makan pahlawan sehingga disiapkan TMP Patma Satria yang diisi jenazah Pahlawan 12. Setelah menjalani proses pemindahan selama dua hari, keberadaan Taman Makam Pahlawan "Patma Satria" Sungailiat diresmikan pada 10 November 1971. Meski memiliki nilai patriotisme yang tinggi, namun keberadaan Pahlawan 12 tidak diajukan menjadi pahlawan nasional karena sebagian warga menganggapnya sebagai pahlawan daerah. Ternyata, legenda atau kisah tentang patriotisme Pahlawan 12 cukup berkesan bagi sebagian besar masyarakat Pulau Bangka sehingga bukan hanya diabadikan berupa tugu. Dari penelusuran ANTARA, nama Pahlawan 12 juga dijadikan nama jembatan yang dikenal dengan Jembatan 12 yang berada di Kelurahan Pintu Air, Kecamatan Gerunggang, Kota Pangkalpinang. Kemudian, legenda Pahlawan 12 juga dijadikan sebagai nama salah satu ruas jalan di Kecamatan Mendo Barat, Kabupaten Bangka. Sedangkan nama yang cukup monumental adalah penamaan nama perguruan tinggi yakni Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Stisipol Pahlawan 12 yang berlokasi di Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Chandra Hamdani Noor COPYRIGHT © ANTARA 2019Tanjungpandan untuk dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke indonesia, salah satuhal yang dilakukan ialah fasilitas bandara yang memedai. Oleh karena itu, untuk mengembangkan pariwisata belitung, provinsi kepulauan bangka belitung, bandara H.A.S. Hanandjoeddin di pulau ini perlu dibenahi. "Wisman ke bangka belitung hanya 2000 orang. Danau Kaolin di Belitung Foto Shutter StockSudah atur cuti akhir tahun tapi masih bingung mau kemana? Atau sejak lama ingin mengunjungi Belitung tapi masih ragu? Nah, kini saatnya memantapkan hati untuk memilih Belitung sebagai destinasi liburan akhir tahun. Belitung punya pilihan destinasi wisata menarik yang akan membuat liburanmu lebih usah khawatir, akses ke Belitung juga cukup mudah dengan tersedianya Bandar Udara Hanandjoeddin. Sejak Oktober 2019, pengelolaan bandara ini dipegang oleh PT Angkasa Pura II atas mandat resmi Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan. Dengan adanya akses transportasi udara ini, PT Angkasa Pura II menjamin perjalananmu ke Belitung akan makin Temu Belitung 2019 Foto Dok. Kementerian Pariwisata“Artinya, layanan yang akan dirasakan para penumpang saat berada di bandara Hanandjoeddin tentunya akan disesuaikan dengan standar keamanan dan kenyamanan sebagaimana di 18 bandara lain di tanah air yang dikelola Angkasa Pura II,” ujar VP of Corporate Communication Yado Yarismano dalam keterangan resmi yang diterima kumparan, Selasa 29/10.Bandara yang dulunya bernama Bandar Udara Buluh Tumbang ini terletak di Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, Kepulauan Bangka Belitung. Bandara ini melayani penerbangan domestik dan internasional. Bahkan bagi kamu yang terbang dari Jakarta, kini sudah ada penerbangan langsung dari Bandara Soekarno Hatta Cengkareng/CGK menuju Bandara Hanandjoeddin Tanjung Pandan/TJQ.com-Titik Temu Belitung 2019 Foto Dok. Kementerian PariwisataDi dekat bandara ini ada beberapa titik destinasi wisata yang bisa kamu sambangi lho. Jadi tak perlu jauh-jauh, kamu bisa langsung nikmati liburanmu. Mau tahu destinasi mana wisata dekat Bandar Udara Hanandjoeddin? Simak ya!Hanya 16 menit berkendara menggunakan mobil dari bandara, kamu akan tiba di Danau Kaolin, danau dengan warna daratan yang putih bersih dan air yang berwarna biru menyala. Danau ini bukan berasal dari kawah gunung seperti Danau Kawah Putih Ciwidey atau Kawah Putih Tinggi Raja, melainkan terbentuk dari bekas tempat pertambangan Kaolin yang telah ditinggalkan dan alam menyempurnakan keindahannya. Danau Kaolin tepatnya berada di Desa Air Raya Tanjungpandan, berjarak 10 menit saja dari pusat kota. Lokasinya yang sangat indah kerap menjadi spot foto dan video yang menarik bagi penggemar kerajinan tangan, atau bagi kamu yang ingin melihat karya warga lokal sekaligus menikmati indahnya pantai, Tanjung Pendam adalah lokasi yang sebagai titik untuk menikmati sunset, kamu bisa bersantai di pendopo yang sudah disediakan di sepanjang pantai atau duduk manis di pasir dekat deretan pohon yang meneduhkan untuk menyaksikan langit berganti warna. Lokasi ini cukup mudah dijangkau, hanya 25 menit saja dari pasir putihnya dan air laut yang tenang, pengunjung pun bisa berenang santai di sepanjang pantai ini. Di kejauhan, Pulau Kalimuak nampak jelas. Pulau kecil yang menyimpan beberapa peninggalan zaman kolonial, seperti tugu dan sumur tua yang diduga sebuah terowongan, serta gapura dan gazebo bergaya Tiongkok dan benda-benda yang dikeramatkan Lengkuas adalah salah satu pulau di Belitung yang memiliki mercusuar kuno setinggi 70 meter yang dibangun pada zaman penjajahan Belanda 1882. Mercusuar ini terkenal dengan nilai sejarahnya yaitu mengenai kisah yang terjadi pada abad ke-17 saat Pulau Belitung jadi tujuan dagang para saudagar China dan Arab. Hal ini dibuktikan dengan penemuan keramik-keramik Dinasti Ming dari abad 17 di wilayah tambang Kepenai, Buding, dan Kelapa Lengkuas dapat dicapai dengan menyewa perahu nelayan dari beberapa tempat, yaitu Tanjung Kelayang, Tanjung Binga, atau Tanjung Tinggi. Waktu tempuh menggunakan perahu dari Tanjung Kelayang ke Pulau Lengkuas memakan waktu sekitar 20 menit. Sementara itu, dibutuhkan waktu sekitar 30-45 menit apabila menumpang perahu dari Tanjung Binga atau Tanjung Tinggi. Sedangkan waktu yang diperlukan untuk menuju ke lokasi penyewaan perahu dari Bandara Hanandjoeddin adalah sekitar setengah Desa Nelayan Tanjung BingaSebelum berlayar ke Pulau Lengkuas, ada baiknya kamu singgah dulu di Desa Nelayan Tanjung Binga, yang hanya berjarak sekitar 30 menit saja dari bandara. Melintasi kampung ini, pengunjung akan disajikan pemandangan ikan-ikan yang menjadi hasil tangkapan nelayan yang sedang dijemur di pinggir itu, keramahan penduduk kampung membuat pengunjung akan merasa nyaman saat mampir ke kampung yang menjadi penghasil ikan asin terbesar di Belitung ini. Ikan-ikan hasil tangkapan nelayan nantinya akan dipasarkan ke seluruh Belitung dan Jakarta. Jenis ikan yang menjadi hasil tangkapan nelayan adalah ikan tepatnya berada di Desa Kelekak Datuk, Kecamatan Badau, Belitung Barat. Kamu bisa mencapainya dengan menggunakan mobil dari bandara selama kurang lebih 30 Mentas memiliki keindahan alam dengan air sungainya yang jernih dan dikelilingi ribuan batu granit, serta hutan yang lebat, serta keunikan flora dan fauna. Selain itu di Batu Mentas terdapat juga penangkaran hewan langka yaitu Pelilean dan Rusa hal yang telah disebutkan di atas, di sini kamu juga bisa menyaksikan kehidupan masyarakat lokal yang mengelola sentra kebun nanas dan lada. Tentunya ini akan jadi pengalaman seru buat kamu ketika berkunjung ke sana. Warga Batu Mentas juga terkenal dengan keahlian membuat kerajinan anyaman dan kerajinan rotan. Kamu bisa membelinya sebagai buah tangan dari Belitung. Berdasarkanundang-undang yang telah disebutkan di atas, peranan yang harus dijalankan oleh BPS adalah sebagai berikut : Bandar Lampung 35215. Telp. (0721) 426, 484575 Fax. (0721) 484329. bps1800@bps.go.id. BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Komplek Perkantoran Terpadu Pemerintah Provinsi Bangka Belitung, Air Itam
Websiteresmi BMKG Kepulauan Bangka Belitung berisi Informasi Cuaca, Iklim dan Gempabumi dari Stasiun Meteorologi Depati Amir Pangkalpinang, Stasiun Klimatologi Koba Bangka Tengah, Stasiun Meteorologi Tanjungpandan
KonsultanPajak di Bangka Belitung 5 / 5 (2) Konsultan Pajak di Bangka Belitung. by Admin | 11 Juni 2019. pajak ariesta, konsultan pajak ariesta bandung, konsultan pajak atau auditor, konsultan pajak bali, konsultan pajak bandar lampung, konsultan pajak bengkulu, Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar
h3fYMjw.